OBESITAS kini mulai diterima sebagai salah satu masalah kesehatan serius di negara-negara berkembang Hal ini terutama karena orang gemuk cenderung menderita penyakit jantung, hipertensi, stroke, diabetes melitus, dan jenis kanker tertentu. Demikian yang diungkapkan dokter umum Rumah Sakit Pertamina Balikpapan (RSPB) Fajar Rudy Qimindra.
Pria yang akrab dispa dr Qimi ini menjelaskan, dalam menyikapi masalah obesitas masyarakat terbagi menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama menyikapi dengan diet yang sangat ketat. Mereka terinspirasi dengan super model dan selebriti yang berpostur super langsing. Sebagian dari mereka menderita penyakit anorexia yaitu kehilangan nafsu makan disebabkan obsesi tersebut.
“Sebagian dari mereka ada yang hanya makan apel dan tomat berminggu- minggu untuk menghasilkan tubuh yang kurus. Pada akhirnya karena kebiasaan yang extrim ini ada yang sampai meninggal. Kejadiaan ini menimpa dua model belia dari Amerika latin yang meninggal tahun 2006 yang lalu karena anorexia nervosa,” papar Qimi.
Selain itu, sebut Qimi, ada juga kelompok masyarakat yang santai dalam berdiet sehingga tanpa ada kontrol dalam pola makanan sehari-hari. Mereka beranggapan kalau toh nanti mengalami kegemukan bisa minum obat dan operasi sedot lemak (liposuction).
Sedang yang terakhir, mereka memandang kegemukan sebagai penyakit. Sebagai penyakit mereka harus diakrabi sehingga bisa dikendalikan. Hasilnya mereka bisa mengendalikan kegemukan yang dialaminya.
Qimi menjelaskan, obesitas atau kegemukan terjadi akibat ketidakseimbangan jumlah makanan yang masuk dibanding dengan pengeluaran energi oleh tubuh. Kalori diperoleh dari makanan sedangkan pengeluarannya melalui aktivitas tubuh dan olah raga. Kalori terbanyak (60-70%) dipakai oleh tubuh untuk kehidupan dasar seperti bernafas, jantung berdenyut dan fungsi dasar sel. Besarnya kebutuhan kalori dasar ini ditentukan oleh genetik atau keturunan. Namun aktifitas fisik dan olah raga dapat meningkatkan jumlah penggunaan kalori keseluruhan.
”Jadi ketidakseimbangan kalori ini dapat ditentukan oleh faktor keturunan tapi dipicu oleh pola hidup dan lingkungan. Kebiasaan hidup santai, malas bergerak, selalu dibantu oleh orang lain ( misalnya supir) atau alat (remote/ handphone/ eskalator/ kendaraan) dan makan berlebihan akan meningkatkan asupan dan menurunkan keluaran kalori,” terangnya.
Obesitas lanjut Qimi, sering dikaitkan dengan banyaknya lemak dalam tubuh. Lemak adalah kawan sekaligus lawan. Lemak sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk menyimpan energi, sebagai penyekat panas, sebagai penyerap guncangan, dan lain-lainnya. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan pria. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan pada wanita adalah sekitar 25-30% dan pada pria sekitar 18-23%.
“Walaupun lemak amat berguna bagi tubuh, berbagai penyakit juga dapat timbul karena kelebihan lemak seperti yang disebutkan diatas,” ucapnya.
Lebih lanjut dikatakan, hampir semua penderita kegemukan tahu cara menurunkan BB, yaitu dengan berdiet dan berolah raga, namun sedikit yang berhasil. Umumnya mereka gagal atau hanya mengalami sedikit penurunan BB atau ada pula yang mengalami sindroma yoyo, yaitu BB turun dengan drastis, namun beberapa waktu kemudian naik dengan pesat. Apa yang salah? Kesalahannya terletak pada ketidak tahuan dan ketidak mampuan.
”Ada beberapa cara penurunan BB dalam hal ini penurunan lemak tubuh, yang disesuaikan dengan jenis, beratnya obesitas dan status kesehatan. Di anataranya adalah perubahan pola hidup, obat-obatan dan pembedahan,” sebutnya.
Dikatakan, perubahan pola hidup yaitu mengatur pola makan dan meningkatkan aktivitas fisik. Pembatasan kalori saja ternyata hanya dapat menurunkan berat badan dan kurang berdampak baik pada lemak darah. Sedangkan olah raga saja tidak menurunkan BB (karena jaringan lemak digantikan jaringan otot yang lebih berat) namun memperbaiki profil lemak darah yaitu menurunkan kolesterol LDL, trigliserida dan meningkatkan kolesterol HDL.
”Untuk masalah diet juga diperhatikan bahwa lemak memberikan kontribusi kalori terbesar dibandingkan dengan protein atau karbohidrat. Satu (1 )gram lemak mengandung 9 Kal, sedangkan satu gram protein atau karbohidrat hanya mengandung 4 Kal. Nyatalah bahwa lemak adalah penyebab kegemukan, karena itu adalah mutlak kita harus mengurangi lemak untuk menurunkan berat badan,” tegasnya. (fir)
Sumber : http://www.kaltimpost.co.id/?mib=berita.detail&id=11448
0 comments:
Post a Comment