Anda perlu menjaga kesehatan dan menghindari faktor risiko terhadap berbagai penyakit yang terjadi ketika dewasa sejak dini. Bahkan gaya hidup ketika remaja seperti kurangnya waktu tidur, memiliki dampak yang besar bagi kesehatan seperti tingginya kadar resistensi insulin.
"Tingginya kadar resistensi insulin dapat menyebabkan perkembangan diabetes," kata Karen Matthews, dosen psikiatri di University of Pittsburgh, seperti dilansir healthnews, Senin (1/10/2012).
Resistensi insulin adalah disfungsi metabolik yang terkait atau memberikan kontribusi terhadap berbagai kondisi kesehatan yang serius yang meliputi diabetes tipe 2, sindrom metabolik, dan obesitas. Penelitian dilakukan terhadap 245 siswa SMA dengan kondisi kesehatan yang baik. Tujuannya adalah melacak kaitan antara durasi tidur dengan kadar resistensi insulin untuk mengetahui seberapa besar risiko diabetes terhadap remaja.
Peserta diminta mengenakan actigraph pada pergelangan tangannya selama satu minggu. Actigraph adalah alat pengukur jumlah gerakan, sehingga peneliti dapat mengetahui seberapa panjang durasi tidur peserta penelitian. Peneliti memeriksa resistensi insulin dan kadar gula dalam darah peserta sebelum dan sesudah penelitian. Hasilnya menunjukkan bahwa durasi tidur yang lebih pendek dikaitkan terhadap resistensi insulin yang lebih tinggi.
Penelitian ini mengesampingkan faktor lainnya seperti ras, umur, jenis kelamin, lingkar pinggang, dan indeks massa tubuh (BMI) peserta. Hasil penelitian dilaporkan dalam jurnal Sleep edisi September.
Seorang remaja yang biasanya tidur selama 6 jam per malam, dapat menurunkan resistensi insulin hingga 9 persen dengan menambah waktu tidur sebanyak 1 jam. Sehingga remaja dapat mengurangi risiko diabetes dengan menambah 1 jam waktu ekstra untuk tidur.
"Studi ini adalah yang pertama kali menunjukkan hubungan antara waktu tidur lebih pendek dengan resistensi insulin pada remaja sehat tanpa terkait dengan faktor obesitas," kata Matthews.(DtkH)
0 comments:
Post a Comment